The blogger does not has any responsibility with the content. Diberdayakan oleh Blogger.

Jokowi, Walikota Solo Pecinta Napalm Death

Jokowi adalah Solo hari ini. Ia membangun jalur pedestrian sepanjang 5,6 kilometer di sisi selatan Jalan Slamet Riyadi, jalan protokol di Kota Solo, Jawa Tengah. Citywalk bagi pejalan kaki itu sejajar dengan jalur untuk kendaraan bermotor, sepeda dan becak, dan rel kereta api. Namun, Jokowi juga adalah masa lalu sekaligus masa depan. Di rel kereta api tersebut, masih melintas setiap hari kereta api feeder jurusan Solo-Wonogiri. Sejak September 2009, sebuah kereta api uap menggenapi suasana kuno itu, beroperasi Sabtu-Minggu untuk pariwisata. Sepur Kluthuk Jaladara, demikian ia menamai kereta api berloko uap tipe C.12.18 bikinan Jerman pada 1896 dengan dua gerbong jenis CR 144 dan CR 16 tersebut. Inilah satu-satunya kereta api kuno berloko uap di Indonesia, bahkan di dunia, yang beroperasi membelah pusat kota. Berbahan bakar kayu jati pula. Sekali jalan, Sepur Kluthuk menghabiskan bahan bakar 4-6 meter kubik kayu jati dan 500 kiloliter air senilai Rp 3,2 juta. Jokowi memboyong heritage ini dari Museum Kereta Api Ambarawa, Jawa Tengah. Puluhan tahun lalu, kereta api berkapasitas 72 penumpang itu dioperasikan untuk trayek Stasiun Amba-rawa-Stasiun Jambu. ”Inilah salah satu wajah dari tagline kota: ‘Solo masa depan adalah Solo masa lalu’. KA Feeder Solo–Wonogiri dan Sepur Kluthuk Jaladara adalah simbol masa silam. Perte-ngahan Februari, kami pre-launch Railbus, sebuah kereta api commuter dalam dan antarkota, sebagai simbol masa depan,” kata Jokowi. Seluruh moda transportasi kereta api ini melintasi rel peninggalan Nederlandsch Indi Spoor Maatschappig (NIS) pada 1923, yang berada di Jalur Lintas Raya yang terhubung sampai Jakarta. Sebagai langkah awal, Jokowi membongkar rel dalam kota yang terpendam aspal jalan dan bangunan – baik di dalam kota maupun sayap-sayap kota. ”Kami berharap Railbus tidak hanya beroperasi di Solo. Pada 2010, semoga Railbus terkoneksi dengan Sukoharjo, Wonogiri, Sragen, Karanganyar, Klaten dan Boyolali,” seru suami Iriana, dan ayah dari Gibran Rakabuming Raka, Kahiyang Ayu, dan Kaesang Pangarep ini. Railbus juga membuka akses Bandara Internasional Adi Soemarmo. Menurut Jokowi, sistem transportasi publik yang terpadu adalah jawaban atas sebagian masalah terbesar manusia. Namun, bukan untuk hari ini saja, melainkan untuk dekade-dekade berikutnya. ”Sejak Desember 2010, kami meluncurkan pula Solo Batik Trans, dan pada Februari ini pula kami menyusulkan Bus Tingkat, bus yang berjalan lebih pelan lagi dan enak ditumpangi sambil menikmati suasana Solo yang alon-alon waton kelakon (pelan tapi pasti),” jelas Jokowi. Solo lagi-lagi menjadi proyek percontohan ketika Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono meresmikan kerja sama kota ini dengan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. ”Solo dan Yogyakarta menjadi yang pertama di Indonesia yang menerapkan Sistem Terpadu Tiket Transportasi. Cukup dengan Smart Card yang bisa diisi ulang, penumpang dapat memanfaatkan Solo Batik Trans, Yogya Trans, dan Kereta Api Prambanan Ekspress jurusan Solo–Yogyakarta. Terhubung pula dengan Bandara Internasional Adi Sucipto via underpass dari Stasiun Maguwo,” ujar Jokowi. Smart Card terbagi atas Reguler Trip Card untuk berbagai jurusan dalam kurun tertentu sesuai deposit yang tersedia, Single Trip Card untuk sekali jalan, dan Student Trip Card khusus untuk pelajar. ”Kami ingin mendidik para pelajar untuk memanfaatkan moda transportasi umum sedini mungkin. Dalam waktu dekat, kami canangkan gerakan Bike to School. Menyusul kemudian, Bike to Work.” Kebijakan Jokowi ini layak ditiru oleh para pemimpin di kota-kota lain. Selain untuk mengantisipasi kemacetan 30-50 tahun ke depan, forester lulusan Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta tahun 1985 ini mempertimbangkan masa depan lingkungan hidup. ”Kota yang sehat adalah kota yang memberi fasilitas sebesar-besarnya bagi pejalan kaki dan pesepeda. Kota ini penuh dengan program-program ramah lingkungan, termasuk non-motorized policy yang sedang kami matangkan konsepnya,” tutur Jokowi. Walikota berlatar belakang pengusaha mebel ini memastikan, ia tidak akan menyediakan fasilitas parkir di tengah kota untuk motor dan mobil. Sebaliknya, ia akan menyediakan sepeda gratis di sejumlah titik. ”Dilengkapi GPS (Global Positioning System), sepeda itu tidak akan hilang. Saya akan dorong orang-orang untuk bersepeda. Dimulai dari siswa-siswi ke sekolah dilarang naik motor, apalagi mobil,” cetus Jokowi. Ia telah memulainya dengan mengadakan Car Free Day di Jalan Slamet Riyadi, Minggu pagi. Siapa pun bebas berjalan dan bersepeda di jalan protokol. Bekerja sama dengan Cities Development Innitiative for Asia (CDIA) dan German Technical Cooperation (GTZ), Jokowi memiliki visi bahwa kemacetan tidak untuk diatasi hari ini juga, namun untuk diantisipasi sejak hari ini. Sejak awal, ia juga menolak jalan layang di dalam kota. Secara pribadi Jokowi kurang sreg dengan Jalan Tol Solo–Semarang, juga jalan-jalan tol lainnya di Pulau Jawa. ”Dinamika masyarakat jalan tol akan sangat cepat, bisa berdampak negatif bagi Solo. Selain itu, Pulau Jawa sebenarnya tidak cocok untuk jalan tol karena tanahnya yang subur selayaknya untuk kepentingan agraria,” kata Jokowi, ”Saya lebih setuju jika kita memaksimalkan kereta api.” “Rolling Stone Indonesia Edisi 72″

read comments Read User's Comments

DINASTI ITU BERNAMA “DINASTI CIKEAS”

Ada sebuah kiasan hubungan antara anak dengan orang tuanya,yaitu seperti bunyi sebuah pepatah “buah jatuh tak jauh dari pohonnya”.Biasanya sang anak akan mewarisi apa yang dimiliki sang Bapak.Begitu pula dalam karir politik.Bukan hanya di Indonesia,namun di dunia Internasional hal seperti ini sudah biasa.Contoh sahihnya di India,misalnya Indira Gandhi mewariskan trah politiknya kepada Rajiv Gandhi dan menurunkannya lagi kepada Prianka.Di Pakistan,Alizufikar Butho mereinkarnasi bakat politiknya kepada Benazhir Butho.Di Amerika,George Bush menurunkan garis politiknya kepada George Walker Bush. Merupakan suatu hal yang wajar pula jika putra-putri keluarga Presiden Republik Indonesia (RI) mencoba meneruskan apa yang menjadi cita-cita luhur bapaknya.Dari trah keluarga Bung Karno,muncul nama Megawati Soekarnoputri yang tampil sebagai Presiden dan mewarisi sisi kharismatik sang proklamator.Dan kinipun kita tahu,Mega juga telah menyiapkan “putri mahkotanya” Puan Maharani,yang kini terlihat aktif sebagai anggota dewan dan menduduki posisi penting di partai PDI Perjuangan.Sang proklamator Bung Hatta juga mempunyai Meutia Hatta,yang kini menduduki posisi sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan.Sementara itu nama Yenny Wachid,sekjen Partai Kebangkitan Bangsa,adalah hasil dari produk Abdurrahman Wahid.Nama-nama lain seperti Siti Hardijanti Rukmana (Mbak Tutut) dan Mumtas Rais juga tidak bisa dilepaskan dari nama besar sang bapak. Sementara itu dari kubu incumbent Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga telah getol mengkader istrinya,Ibu Ani Yudhoyono dan anaknya Edhie Baskoro atau lebih dikenal dengan nama Ibas.Mengapa demikian? SBY yang telah terpilih dua kali sebagai Presiden,tentu tidak bisa lagi maju di Pemilu 2014.Dalam politik Jawa memang sudah menjadi semacam kelaziman apabila sudah berkuasa akan menikmati kekuasaan dan mewariskan kepada keluarganya. SBY atau lebih dikenal dengan nama Susilo Bambang Yudhoyono adalah Presiden RI ke-6.Berbeda dengan Presiden sebelumnya,ia Presiden pertama yang dipilih secara langsung oleh rakyat dalam Pemilu Presiden putaran II 20 September 2004.Ia memperistri Kristiani Herrawati atau akrab dipanggil Ani Yudhoyono,putri dari (Alm) Jendral Purn. TNI Sarwo Edhie Wibowo,mantan Komandan Jendral Resimen Para Komando Angkatan Darat (Danjen RPKAD),korps yang pernah mendapat tugas membersihkan pelaku pemberontakan G 30S/PKI.Rumah tangga ini kemudian dikaruniai dua putra,yaitu Agus Harimurti Yudhoyono.Dia mengikuti jejak ayahnya mengabdi di militer dan bergabung di Yonif Linud 305/Tengkorak,Kostrad.Kemudian dia menikahi Annisa Larasati Pohan,seorang model dan presenter yang merupakan putri dari mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia,Aulia Pohan.Putra bungsu SBY adalah Edhie Baskoro Yudhoyono.Berbeda dengan sang kakak,Ibas nama panggilannya dikader oleh ayahnya untuk memimpin Departemen Kaderisasi DPP Partai Demokrat.Tak ayal,memang dia sering kali nampak bersama kader-kader lain yang duduk di pengurus pusat untuk menghadiri rapat-rapat penting.Ini sudah menjadi tradisi Presiden RI untuk melestarikan trah dan keturunannya untuk menjadi Presiden juga.Perilaku yang mirip dengan raja-raja jawa yang mewariskan posisinya sebagai raja kepada anaknya.[1] Sebelum Ibas,ada empat ipar SBY yang lebih dahulu menduduki jabatan strategis.Pertama,Hadi Utomo yang beristrikan Mastuti Rahayu menjadi Ketua Umum DPP Partai Demokrat.Kedua,Gatot M.Suwondo sebagai Dirut BNI adalah ipar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.Pria ini menikahi adik perempuan dari Ani Yudhoyono.Dari awal pengangkatan, Gatot menjadi Dirut BNI sempat menggegerkan dunia perbankan,mengingat kinerja Gatot yang dibawah rata-rata direktur bank ketika memegang posisi sebagai Dirut Bank Danamon. Ketiga,Erwin Sudjono yang beristrikan Wrahasti Cendrawasih baru saja diangkat menjadi Kepala Staf Umum Mabes TNI.Dan yang terakhir,Edi Pramono Wibowo sebagai Wakil Danjen Kopassus.Khusus bagi Erwin dan Edi Wibowo,karier kemiliterannya akan semakin kencang.Karena keduanya masih mempunyai peluang untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi.Erwin saat ini disebut-sebut masuk bursa calon Kasad menggeser Jendral Djoko Santoso yang sudah diplot SBY menduduki Panglima TNI menggantikan Marsekal Djoko Suyanto.Sementara Edi Wibowo sendiri punya kans menjadi Danjen Kopassus.Info lain menyebutkan ia akan menjadi Pangdam IV Diponegoro.[2] Dan kini,Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang telah terpilih dua kali.Pemilu 2014 mendatang merupakan sesuatu yang dilematis bagi SBY dan partai pengusungnya,Demokrat.Sebab SBY tentu tidak bisa maju menjadi kandidat lagi.Ini yang menyebabkan putranya,Ibas dan istrinya,Ani Yudhoyono kian sering tampik di panggung politik.Dan bukan mustahil apabila Partai Demokrat akan menjagokan Ani atau Ibas untuk calon presiden,mengingat mereka merupakan manifestasi langsung dari garis SBY. MELESTARIKAN POLITIK TRAH I. Ani Yudhoyono Para analis politik telah meramalkan bahwa pada 2014 nanti,sangat mungkin Ibu Negara Ani Yudhoyono akan maju menjadi capres dari Partai Demokrat.Ani mungkin akan bersaing menghadapi Prabowo atau Puan Maharani.Kemungkinan munculnya First Lady ini sejalan dengan tren politik kawasan Amerika.Sejumlah istri Presiden cenderung maju sebagai capres seperti Hillary Clinton di AS,Michelle Bechelet di Chili,dan Christina Kichner di Argentina. Suara lirih yang selalu disertai lambaian tangan dan senyum SBY serta kehadiran Ibu Ani di panggung merupakan pencitraan yang sangat penting menjadi andalan Partai Demokrat untuk meraih suara dalam Pemilu.Karena perannya sebagai Ibu Negara yang menginspirasi kaum ibu dan perempuan,membuat Ani dan Ibas selalu menyertai SBY di setiap kampanye Partai Demokrat. II. Edhie Baskoro Yudhoyono Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga telah menyiapkan putranya,Ibas yang sekarang menduduki posisi sebagai anggota dewan dari Fraksi Partai Demokrat.Ibas dinilai mampu karena mempunyai latar belakang pendidikan ekonomi politik yang diselesaikan di Singapura.Ia meraih dua gelar sarjana di Curtin University of Technology,Perth yaitu Bachelor of Commerce Finance dan Electronic Commerce.Kemudian ia juga meraih gelar M.Sc International Political Economy di S.Rajaratnam School of International Studies Singapore. Namun permasalahannya,Ibas sering tampil tanpa kharisma dan cenderung mengandalkan kepopuleran ayahnya juga terjerat masalah.Ditengarai ia terlibat dalam politik uang di daerah pemilihan legislatifnya. Di luar masalah politik,struktur dinasti Cikeas ini akan semakin semarak dengan melibatkan menteri Sekretaris Negara,Hatta Rajasa.Ibas akan menikah dengan putri sulung Hatta rajasa,Aliya Rajasa.Faktor kedekatan SBY-Hatta di kabinet serta relasi Ani yudhoyono dengan Oktinawati Ulfa Dariah Rajasa selaku fungsionaris Solidaritas Istri kabinet Indonesia Bersatu turut mendukung ini. Nepotisme politik secara sederhana dapat diartikan sebagai pemberian perlakuan istimewa kepada keluarga sendiri dalam posisi kekuasaan politik tertentu baik di legislatif,eksekutif maupun yudikatif.Nepotisme tidak hanya menafikan penjenjangan karier politik atas dasar prestasi,kapabilitas dan rekam jejak dalam rekruitmen politik,tetapi juga antidemokrasi.Para pelaku nepotisme biasanya membela diri dengan menunjukkan fakta bahwa fenomena serupa terjadi di negara lain.namun,sebagian pembelaan itu jelas salah dan tidak tepat.Sebagai contoh, Ted dan Bob Kennedy,Hillary Clinton,Gandhi beserta anak menantunya begitu pula Benazir yang tertembak tidak beriprah di politik semata-mata karena nepotisme.Mereka tidak sekadar memiliki reputasi, prestasi,kapabilitas dan rekam jejak,tetapi juga memiliki latar belakang pendidikan di bidang politik dan hukum yang memadai.Jadi kalaupun terbentuk “Dinasti Politik” atas dasar garis darah,citra publik mereka cenderung positif. [1] Burger,DH.Perubahan-Perubahan Struktur Dalam Masyarakat Jawa.hal 103 [2] DR.Mufti Mubarok.Pak Esbeye & Dinastinya.hal 35-36

read comments Read User's Comments

REVOLUSI HIJAU DAN PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT JAWA PEDESAAN

Pelaksanaan Revolusi Hijau di Indonesia dimulai sejak tahun 1960-an. Revolusi Hijau sebenarnya mengacu pada program intensifikasi pertanian tanaman pangan. Di Indonesia sendiri sebenarnya program intensifikasi sudah mulai dicoba pada waktu sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1937. Tujuan program ini adalah untuk meningkatkan produksi tanaman padi yang untungnya juga peningkatan tersebut dapat diusahakan tanpa mengubah struktur social pedesaan. Pikiran dasarnya adalah produksi padi harus naik, sedangkan soal pembagian hasil pada gilirannya akan diatur oleh kekuatan atau mekanisme pasar sendiri. Hasil Revolusi Hijau, ditunjang oleh aneka program-program seperti perkreditan rakyat, koperasi, rehabilitasi pengairan, dan sebagainya. Revolusi hijau sebenarnya suatu program intensifikasi tanaman pangan yang membawa ide modernisasi. Karena melalui program ini diintrodusir beberapa teknologi baru dalam pertanian.Tetapi selain itu yang ditonjolkan dalam pertukaran ini, ide modernisasi itu dilihat dalam kontekskelembagaan baru yang diterapkan dalam mengatur kelembagaan produksi. Dengan demikian pendekatan perubahan sosial yang digunakan dalam tulisan ini adalah pendekatan fungsional.Pada tingkat implementasi program, dibentuk beberapa organisasi yang member pelayanan kepada masyarakat, antara lain KOPERTA. Organisasi usaha ini tidak dikelola secara profesional. Pengurusnya bukan dari kalangan interpreneur, melainkan ditangani langsung oleh Lurah dan Pamong Desa.Organisasi ini tidak bertahan lama karena praktik-praktik pamong desa tidak disegani petani.Karena dianggap gagal, maka pemerintah Orde Baru mengganti nama koperasi dengan BadanUsaha Unit Desa (BUUD). Organisasi baru ini dianggap berhasil dan ditingkatkan menjadi KUD. Namun perkembangan KUD ini tidak menggembirakan karena 93% petani lemah tidak berminat menjadi anggota. Kemudian diperankan lagi pendekatan Bimbingan Massal (BIMAS).Program ini berhasil dengan baik dengan tercapainya peningkatan hasil panen. Dan padagilirannya, pelayanan BIMAS ditingkatkan. Tetapi pada akhirnya juga sistem ini gagal karena praktik penyimpangan yang terjadi dalam mekanisme penyaluran paket-paket bantuan. Selain itudi kalangan petani kecil ada yang ragu memanfaatkan bantuan kredit. Catatan Franke dalam Tjondronegoro membuktikan adanya hubungan system BIMAS dengan pelapisan sosial.Dampaknya ialah petani kaya lebih mampu mengakses kredit karena aset tanah dan modal yangdimilikinya dibanding petani kecil. Pada akhirnya petani kaya menyewa tanah dari mereka, dan selanjutnya semakin mengakumulasi penguasaan tanah. Hubungan patron-klient semakin mengarah pada hubungan eksplotatif.Dengan demikian program ini tidak menambah kemandirian petani kecil bahkan menambah ketergantungannya pada patron karena kekuatan kapitalnya.Polarisasi pemilikan mungkin tidak terjadi di sini, tetapi penguasaan tanah menumpuk dikalangan petani kaya dalam arti ekonomis. Dengan pengertian bahwa mereka yang memilikimodal kuat mampu mengakses teknologi dan fasilitas lain untuk memperluas usaha taninya. Ide modernisasi melalui revolusi hijau berhasil dilihat dari sudut peningkatan produksi pertanian.tetapi hal ini tidak diikuti oleh perubahan kelembagaan yang diadaptasi secara kuat dalam olehmasyarakat.Modernisasi di daerah pedesaan berlangsung tanpa pembangunan, didasarkan atas pengamatan bahwa kelembagaan desa tidak dikembangkan menjadi organisasi yang mutakhir. Pesimisme terhadap perubahan sosial pedesaan yang disiratkan dalam buku milik Tjondronegoro menunjukkan pendekatannya yang lebih cenderung mengikuti aliran modernisasi baru, yang berpijak pada kekuatan perubahanyang berakar dari nilai kelembagaan tradisional. Ini merupakan usaha dini untuk melihat perilaku lapisan-lapisan petani dalam era Revolusi Hijau. Perbedaan dampak Bimas kepada masyarakat kecil, yakni terungkapnya bahwa petani kaya lebih mampu memperbaiki nasibnya berdasarkan aset tanah dan modal yang dimilikinya. Selain itu, resiko kegagalan panen karena faktor-faktor yang tidak dikuasai oleh petani. Perbadaan dampak BIMAS bagi masyarakat kecil yakni terungkapnya bahwa petani kaya lebih mampu memperbaiki nasibnya berdasarkan aset tanah dan modal yang dimilikinya dibandingkan dengan petani kecil.Lapisan teratas masyarakat petani mempunyai beberapa keuntungan, kecuali meningkatkan luas tanahnya dan menarik kredit lebih banyak, lapisan tersebut tetap memanfaatkan tenaga kerja yang cukup banyak tersedia. Lapisan atas juga bertambah mampu unutk mengadakan usaha-usaha yang berkaitan dengan ekonomi perkotaan. Sedangkan lapisan bawah masyarakat petani petani cenderung keluar dari masyarakat pedesaan dan pindah ke kota sampai bear untuk mencari pekerjaan di sektor informal seperti jasa dan perdagangan kecil. Dengan masuknya teknologi baru dibidang pertanian sudah jelas ada lapisan-lapisan masyarakat desa yang bertambah kaya dan berkuasa atas sumbardaya sehingga timbul gejala komersialisasi di masyarakat desa. Ada lima indikator yang dipakai untuk mengukur tingkat komersialisasi dalam studi tersebut, yakni penggunaan tanaga dalam produksi padi, uasaha mengurangi biaya, penen terbuka/tertutup, yaitu derep atau upah tebas, penjualan padi dan upah buruh. Persoalan yang mungkin juga tidak mengherankan adalah pola konsumsi daerah pedesaan yang makin menyerupai ota dan ini dipercepat oleh komunikasi massa yang berfungsi sebagai iklan dan penyebar gambaran pola hidup perkotaan.Perubahan-perubahan sosial yang terjadi akibat “Revolusi Hijau” tampaknya ditunjang oleh Revolusi pendidikan, Revolusi kesehatan, dan Revolusi Transport.Sebagai penunjang Revolusi Hijau, sistem irigasi sangat diperlukan dan usaha pemerintah untuk merehabilitasi peraian di Indonesia berhasil baik. Ditinjau dari segi sarana ini Revolusi Hijau Indonesia tampaknya berhasil, tetapi perlu disadari bahwa resiko petani kecil tetap relatif lebih tinggi dibandingkan dengan petani kaya. Petani yang tergolong lapisan atas, setelah menjadi mandiri usahanya merasa tidak tertarik lagi pada KUD. Sehingga dapat disimpulkan bahwa KUD belum dapat dijadikan andalan organisasi mutakhir pada tingkat kelompok petani di pedesaan. Dampak sosial dari revolusi hijau adalah keterbatasan petani-petani kecil untuk mengembangkan dan melaksanakan proses intensifikasi pertanian pangan. Hal tersebut dikarenakan mereka lebih berhati-hati dalam keikutsertaan mereka yang menjadi pemikiran petani yang kurang menguasai sumber daya, kurang berpendidikan dan kurang mempunyai modal. Perenggangan kelas antara petani kecil dan petani kaya menimbulkan konflik mengenai penguasaan sumber daya. Hal lain yang menjadi varian adalah penguasaan tanah yang menumpuk pada petani kaya dalam arti yang lebih ekonomis. Daerah pedesaan tidak mempunyai bentuk-bentuk organisasi yang menjadi wadah mereka untuk memperjuangkan kepentingannya. Organisasi yang paling kuat adalah organisasi para pamong desa. Dominansi organisasi justru ada pada birokrasi desa yang diperkuat pembinaan militer. Hubungan antara desa dan luar desa adalah melalui jalur tersebut. Hubungan antara patron-klien semakin melemahdan mengurangi ikatan-ikatan yang terlibat dengan revolusi hijau. Pengendalian yang efisien adalah dengan melalui organisasi. Pertambahan lapisan sosial mengakibatkan munculnya suatu lapisan menengah. Gejala ini umum sekali terjadi di negar-negara yang sedang berkembang dan melaksanakan Revolusi Hijau. Lapisan menengah tersebut mengiblat pada kota dan ekonomi uang. Apabila hal ini yang menjadi tujuan pembangunan, maka model pembangunan tersebut berhasil diterapkan. Tetapi, apabila pemerataan yang dituju, maka hasilnya justru berlawanan.Peningkatan produksi akan mensejahterakan semua petani secara merata, ternyata tidak sepenuhya benar. Dengan timbulnya proses stratifikasi, penguasaan atas sumber daya dan berbagai fasilitas oleh petani kaya juga berjalan terus. Artinya pemerataan sehubungan dengan berbagai kemudahan dan sarana, maupun produk akhir belum tercapai. 1) Deskripsi perubahan sosial Revolusi Hijau dengan beberapa program paketnya, mengakibatkan adanya perubahan sosial dalam masyarakat yaitu perubahan pola budaya dan struktur sosial. Perubahan pola budaya tampak pada perubahan nilai tradisional yang bersifat kekerabatan pada mulanya berubah nilai ekonomi yang memperhitungkan untung dan rugi. Hubungan yang mulanya sakap-menyakap menjadi sewa-menyewa, gejala komersialisasi, penggunaan sarana-sarana transportasi, komunikasi informasi dengan teknologi yang lebih maju dan pola konsumsi ala perkotaan, serta memodernisasi dalam pertanian. Perubahan struktur sosial tampak pada perubahan dalam organisasi sosial, sistem pelapisan sosial, dan kelembagaan sosial (Bimas, Inmas, sistem pengairan, dan sistem sewa walau belum ada organisasi baru dari masyarakat). Perubahan tersebut meliputi perubahan struktur dan kuantitas, kecuali pada pelapisan sosial dimana yang berubah hanya komposisinya. 2) Bentuk perubahan dari struktur sosial Perubahan biasanya diikuti dengan berubahnya jumlah masyarakat yang ada di desa karena sebagian dari mereka pindah ke kota. Yang terjadi adalah perubahan mata pencaharian dari petani menjadi penjual jasa atau pedagang kecil.Perubahan pada ciri hubungan antara bagian-bagian dari struktur sosial, tampak pada hubungan antara petani yang semula hubungan sakap-menyakap menjadi sewa menyewa, hubungan patron-klien yang semula kekeluargaan menjadi hutang piutang.Perubahan fungsi-fungsi dari struktur sosial tampak para petani yang sudah tidak dapat bercocok tanam lagi karena penguasaan lahan oleh petani kaya, akan cenderung menuju kota akibat pandangan kehidupan kota yang lebih menjajikan, walaupun berbeda dalam kenyataan.Perubahan dalam hubungan diantara beragam struktur dalam bacaan tampak pada perubahan jumlah serta komposisi lapisan petani yang menyebabkan adanya perubahan keanggotaan KUD. Petani lapisan atas dan bawah memilih tidak menjadi anggota KUD, sedangkan petani lapisan menengah banyak yang menjadi anggota KUD karena bermanfaat untuk mereka.Berkembangnya struktur sosial baru dalam bacaan tampak pada komersialisme dan pola konsumsi ala masyarakat perkotaan, juga perkembangan masyarakat yang semakin individualistik. Daftar Pustaka: Tjondronegoro,Soediono M.P. 1990.Revolusi Hijau dan Perubahan Sosial di Pedesaan Jawa. LP3ES : Jakarta Ritzer,George dan Douglas J.Goodman.2009.Teori Sosiologi.Kreasi Wacana : Yogjakarta Sanderson,K.Stephen.1993.Sosiologi Makro.Raja Grafindo Persada : Jakarta

read comments Read User's Comments

Aliran Rasionalisme “Descartes”

A. Riwayat Hidup René Descartes atau Cartesius dilahirkan di La Haye, sebuah kota kecil di Touraine, Perancis tahun 1596. Ia mendapatkan pendidikan di sekolah Jesuit di La Flèche. Selama di sekolah ini, karena kondisi kesehatannya yang kurang baik, ia diizinkan untuk tetap berada di tempat tidur dan ini pada akhirnya menjadi sebuah kebiasaan selama hidupnya. Di sekolah Jesuit, Descartes mendapatkan pelajaran-pelajaran tentang filsafat, fisika dan matematika. Selama di sekolah ini pula ia ikut merayakan ditemukannya berbagai bulan yang ada pada planet Jupiter tahun 1611. Setelah meninggalkan La Flèche, Descartes melanjutkan pendidikannya ke sekolah hukum di Poitiers. Selanjutnya ia berpergian di beberapa negera Eropa selama satu dekade, termasuk tiga tahun di Paris, di mana ia menemukan Mersenne, yang kemudian menjadi mentornya. Pada tahun 1629, dalam pencariannya akan ketenangan dan kesunyaian, ia menetap di Belanda. Belanda dianggap sebagai tempat yang paling tepat karena iklim kebebasannya yang terbaik di Eropa. Descartes menetap di Belanda sampai dengan 1649. Pada rentang waktu tahun-tahun inilah ia menulis banyak karya ilmiah. Pada Oktober 1649 pula ia pindah ke Stochkholm, Swedia, namun pada Februari tahun berikutnya yakni 1650, ia wafat karena penyakit pneumonia. Sebagai seorang filosof, Descartes telah menghasilkan beberapa karya filsafat yakni: Discours de la méthode pour bien conduire sa raison et chercher les vérités dansles sciences (Discourse on Method), 1637; Meditationes de Prima Philosophia (Meditations on the First Philosoph), 1641; Principia Philosopiae (Principles of Philosophy), 1644;23 dan Les Passiones de L’ame (1650). B. Ciri Filsafat Descartes Inti metode Descartes adalah keraguan yang mendasar. Dia meragukan segala sesuatu yang dapat diragukan-semua pengetahuan tradisional, kesan indrawinya, dan bahkan juga kenyataan bahwa dia mempunyai tubuh sekalipun-hingga dia mencapai satu hal yang tidak dapat diragukan, keberadaan dirinya sebagai pemikir. Oleh karena itu, dia sampai pada pertanyaan yang terkenal Cogito ergo sum. Sehingga dalam berhubungan dengan realita, Descartes mencoba untuk meragukan segala apa yang diterima oleh inderanya dan dia berusaha untuk menguak realitas dengan menggunakan akalnya. Karena menurutnya hanya pengetahuan yang diperoleh melalui akal yang dapat disebut sebagai pengetahuan yang ilmiah. Dan kebenaran yang diperoleh melalui indera mempunyai tingikat kesalahan yang lebih tinggi. Meskipun demikian dia tidak mengingkari pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman. Hanya saja pengalaman dipandang sebagai sejenis perangsang bagi pikiran. Karenanya, aliran ini yakin bahwa kebenaran dan kesesatan terletak di dalam ide, dan bukannya di dalam barang sesuatu. Jika kebenaran bermakna sebagai mempunyai ide yang sesuai dengan atau yang menunjuk kepada kenyataan, maka kebenaran hanya dapat ada di dalam pikiran kita dan hanya dapat diperoleh dengan akal saja. Kemudian Descartes menolak untuk bergantung pada pendapat umum yang berkembang dalam masyarakat dalam melandaskan pemikirannya. Karena itu ia menolak seluruh hal kecuali kepastian dari pendapatnya sendiri. Sebagaimana yang diungkapkannya dalam buku Filsafat untuk umum karya Bambang Q. Anees dan Radea Juli A. Hambali, “Andaikata Kita membaca setiap karangan Plato dan Aristoteles, namun tanpa kepastian sendiri, kita tidak maju satu langkah pun dalam filsfat…….Pengertian historis kita lalu ditambah, namun bukan pemahaman kita. Dalam membangun filsafatnya Descartes membuat pertanyaan-pertanyaan sebagai patokan dalam menentukan kebenaran dan keluar dari keraguan yang ada. Adapun persoalan-persoalan yang dilontarkan oleh Descartes untuk membangun filsafat baru antara lain: a. Apakah kita bisa menggapai suatu pengetahuan yang benar? b. Metode apa yang digunakan mencapai pengetahuan pertama? c. Bagaimana meraih pengetahuan-pengetahuan selanjutnya? d. Apa tolok ukur kebenaran pengetahuan? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, Descartes menawarka metode-metode untuk menjawabnya. Yang mana metode-metode tersebut harus dipegang untuk sampai pada pengetahuan yang benar: Seorang filosuf harus hanya menerima suatu pengetahuan yang terang dan jelas. Mengurai suatu masalah menjadi bagian-bagian kecil sesuai dengan apa yang ingin kita cari. Atau jika masalah itu masih berupa pernyataan: maka pernyataan tersebut harus diurai menjadi pernyataan-pernyataan yang sederhana. Metode yang kedua ini disebut sebagai pola analisis. Jika kita menemukan suatu gagasan sederhana yang kita anggap Clear and Distinct, kita harus merangkainya untuk menemukan kemungkinan luas dari gagasan tersebut. Metode yang ketiga ini disebut dengan pola kerja sintesa atau perangkaian. Pada metode yang keempat dilakukan pemeriksaan kembali terhadap pengetahuan yang telah diperoleh, agar dapat dibuktikan secara pasti bahwa pengetahuan tersebut adalah pengetahuan yang Clear and Distinct yang benar-benar tak memuat satu keraguan pun. Metode yang keempat ini disebut dengan verifikasi. Jadi dengan keempat metode tersebut Descartes mengungkap kebenaran dan membangun filsafatnya untuk keluar dari keraguan bersyarat yang diperoleh dari pengalaman inderawinya. C. Pengertian Rasionalisme Secara etimologis Rasionalisme berasal dari kata bahasa Inggris rationalism. Kata ini berakar dari kata bahasa Latin ratio yang berarti “akal”. A.R. Lacey7 menambahkan bahwa berdasarkan akar katanya Rasionalisme adalah sebuah pandangan yang berpegangan bahwa akal merupakan sumber bagi pengetahuan dan pembenaran. Sementara itu, secara terminologis aliran ini dipandang sebagai aliran yang berpegang pada prinsip bahwa akal harus diberi peranan utama dalam penjelasan. Ia menekankan akal budi (rasio) sebagai sumber utama pengetahuan, mendahului atau unggul atas, dan bebas (terlepas) dari pengamatan inderawi. D. Sebab Timbulnya Pemikiran Rasionalisme Descartes merupakan orang pertama yang memiliki kapasitas filosofis yang sangat dipengaruhi oleh fisika baru dan astronomi. Ia banyak menguasai filsafat Scholastic, namun ia tidak menerima dasar-dasar filfasat Scholastic yang dibangun oleh para pendahulunya. Ia berupaya keras untuk mengkonstruksi bangunan baru filsafat. Hal ini merupakan terobosan baru semenjak zaman Aristoteles dan hal ini merupakan sebuah neo-self-confidence yang dihasilkan dari kemajuan ilmu pengetahuan. Dia berhasrat untuk menemukan “sebuah ilmu yang sama sekali baru pada masyarakat yang akan memecahkan semua pertanyaan tentang kuantitas secara umum, apakah bersifat kontinim atau terputus.” Visi Descartes telah menumbuhkan keyakinan yang kuat pada dirinya tentang kepastian pengetahuan ilmiah, dan tugas dalam kehidupannya adalah membedakan kebenaran dan kesalahan dalam semua bidang pelajaran. Karena menurutnya “semua ilmu merupakan pengetahuan yang pasti dan jelas. Pada dasarnya, visi dan filsafat Descartes banyak dipengaruhi oleh ilmu alam dan matematika yang berasas pada kepatian dan kejelasan perbedaan antara yang benar dan salah. Sehingga dia menerima suatu kebenaran sebagai suatu hal yang pasti dan jelas atau disebut Descartes sebagai kebenaran yang Clear and Distinct. Dalam usahanya untuk mencapai kebenaran dasar tersebut Descartes menggunakan metode “Deduksi”, yaitu dia mededuksikan prinsip-prinsip kebenaran yang diperolehnya kepada prinsip-prinsip yang sudah ada sebelumnya yang berasal dari definisi dasar yang jelas. Sebagaimana yang ditulis oleh Robert C. Solomon dan Kathleen M. Higgins dalam buku sejarah filsafat, “kunci bagi deduksi keseluruhan Descartes akan berupa aksioma tertentu yang akan berfungsi sebagai sebuah premis dan berada diluar keraguan. Dan aksioma ini merupakan klaimnya yang terkenal Cogito ergo sum “Aku berpikir maka aku ada”. E. Pola Pikir Rasionalisme Rasionalisme atau gerakan rasionalis adalah doktrin filsafat yang menyatakan bahwa kebenaran haruslah ditentukan melalui pembuktian, logika, dan analisis yang berdasarkan fakta, daripada melalui iman, dogma, atau ajaran agama. Rasionalisme mempunyai kemiripan dari segi ideologi dan tujuan dengan humanisme dan atheisme, dalam hal bahwa mereka bertujuan untuk menyediakan sebuah wahana bagi diskursus sosial dan filsafat di luar kepercayaan keagamaan atau takhayul. Meskipun begitu, ada perbedaan dengan kedua bentuk tersebut: Humanisme dipusatkan pada masyarakat manusia dan keberhasilannya. Rasionalisme tidak mengklaim bahwa manusia lebih penting daripada hewan atau elemen alamiah lainnya. Ada rasionalis-rasionalis yang dengan tegas menentang filosofi humanisme yang antroposentrik. Atheisme adalah suatu keadaan tanpa kepercayaan akan adanya Tuhan atau dewa-dewa; rasionalisme tidak menyatakan pernyataan apapun mengenai adanya dewa-dewi meski ia menolak kepercayaan apapun yang hanya berdasarkan iman. Meski ada pengaruh atheisme yang kuat dalam rasionalisme modern, tidak seluruh rasionalis adalah atheis. Di luar konteks religius, rasionalisme dapat diterapkan secara lebih umum, umpamanya kepada masalah-masalah politik atau sosial. Dalam kasus-kasus seperti ini, yang menjadi ciri-ciri penting dari perpektif para rasionalis adalah penolakan terhadap perasaan (emosi), adat-istiadat atau kepercayaan yang sedang populer. Pada pertengahan abad ke-20, ada tradisi kuat rasionalisme yang terencana, yang dipengaruhi secara besar oleh para pemikir bebas dan kaum intelektual. Rasionalisme modern hanya mempunyai sedikit kesamaan dengan rasionalisme kontinental yang diterangkan René Descartes. Perbedaan paling jelas terlihat pada ketergantungan rasionalisme modern terhadap sains yang mengandalkan percobaan dan pengamatan, suatu hal yang ditentang rasionalisme kontinental sama sekali. F. Implikasi Aliran Rasionalisme Terhadap Dunia Pendidikan Seperti kita ketahui bahwa Logika adalah kaidah-kaidah berfikir. Subyeknya akal-akal rasional. Obyeknya adalah proposisi bahasa. Proposisi bahasa yang mencerminkan realitas, apakah itu realitas di alam nyata ataupun realitas di alam fikiran. Kaidah-kaidah berfikir dalam logika bersifat niscaya atau mesti. Penolakan terhadap kaidah berfikir ini adalah mustahil (tidak mungkin). Bahkan mustahil pula dalam semua khayalan atau “angan-angan” yang mungkin (all possible intelligebles). Contohnya, sesuatu apapun pasti sama dengan dirinya sendiri, dan tidak sama dengan yang bukan dirinya. Prinsip berfikir ini telah tertanam secara niscaya sejak manusia lahir. Tertanam secara kodrati dan spontan. Dan selalu hadir kapan saja fikiran digunakan. Dan ini harus selalu diterima kapan saja realitas apapun dipahami. Bahkan, lebih jauh, prinsip ini sesungguhnya adalah satu dari watak niscaya seluruh yang maujud (the very property of being). Tidak mengakui prinsip ini, yang biasa disebut dengan prinsip non-kontradiksi, akan menghancurkan seluruh kebenaran dalam alam bahasa maupun dalam semua alam lain. Tidak menerimanya berarti meruntuhkan seluruh arsitektur bangunan agama, filsafat, sains dan teknologi, dan seluruh pengetahuan manusia. Rasionalisme mencapai puncaknya melalui Rene Descartes yang terkenal dengan adagiumnya: Cogito, ergo sum (Aku berpikir, maka aku ada). Ia beranggapan bahwa pengetahuan dihasilkan oleh indra. Tetapi karena indra itu tidak dapat meyakinkan, bahkan mungkin pula menyesatkan, maka indra tidak dapat diandalkan. Yang paling bisa diandalkan adalah diri sendiri. Dengan demikian, inti rasionalisme adalah bahwa pengetahuan yang dapat diandalkan bukan berasal dari pengalaman, melainkan dari pikiran. RASIONALISME Rasionalisme atau gerakan rasionalis adalah doktrin filsafat yang menyatakan bahwa kebenaran haruslah ditentukan melalui pembuktian, logika, dan analisis yang berdasarkan fakta, daripada melalui iman, dogma, atau ajaran agama. Rasionalisme mempunyai kemiripan dari segi ideologi dan tujuan dengan humanisme dan atheisme, dalam hal bahwa mereka bertujuan untuk menyediakan sebuah wahana bagi diskursus sosial dan filsafat di luar kepercayaan keagamaan atau takhayul. Meskipun begitu, ada perbedaan dengan kedua bentuk tersebut: Humanisme dipusatkan pada masyarakat manusia dan keberhasilannya. Rasionalisme tidak mengklaim bahwa manusia lebih penting daripada hewan atau elemen alamiah lainnya. Ada rasionalis-rasionalis yang dengan tegas menentang filosofi humanisme yang antroposentrik. Atheisme adalah suatu keadaan tanpa kepercayaan akan adanya Tuhan atau dewa-dewa; rasionalisme tidak menyatakan pernyataan apapun mengenai adanya dewa-dewi meski ia menolak kepercayaan apapun yang hanya berdasarkan iman. Meski ada pengaruh atheisme yang kuat dalam rasionalisme modern, tidak seluruh rasionalis adalah atheis. Di luar konteks religius, rasionalisme dapat diterapkan secara lebih umum, umpamanya kepada masalah-masalah politik atau sosial. Dalam kasus-kasus seperti ini, yang menjadi ciri-ciri penting dari perpektif para rasionalis adalah penolakan terhadap perasaan (emosi), adat-istiadat atau kepercayaan yang sedang populer. Pada pertengahan abad ke-20, ada tradisi kuat rasionalisme yang terencana, yang dipengaruhi secara besar oleh para pemikir bebas dan kaum intelektual. Rasionalisme modern hanya mempunyai sedikit kesamaan dengan rasionalisme kontinental yang diterangkan René Descartes. Perbedaan paling jelas terlihat pada ketergantungan rasionalisme modern terhadap sains yang mengandalkan percobaan dan pengamatan, suatu hal yang ditentang rasionalisme kontinental sama sekali. Tokoh Rasionalisme René Descartes (1596-1650 M), atau dikenal juga sebagai Cartesius, merupakan seorang filsuf dan pakar matematika Perancis. Karyanya yang terpenting ialah Discours de la méthode (1637). Descartes, kadang dipanggil “Penemu Filsafat Modern” dan “Bapak Matematika Modern”, adalah salah satu pemikir paling penting dan berpengaruh dalam sejarah barat modern. Dia menginspirasi generasi filsuf kontemporer dan setelahnya, membawa mereka untuk membentuk apa yang sekarang kita kenal sebagai rasionalisme kontinental, sebuah posisi filosofikal pada Eropa abad ke-17 dan 18. Pemikirannya membuat sebuah revolusi falsafi di Eropa karena pendapatnya yang revolusioner bahwa semuanya tidak ada yang pasti, kecuali kenyataan bahwa seseorang bisa berpikir. Dalam bahasa Latin kalimat ini adalah: cogito ergo sum sedangkan dalam bahasa Perancis adalah: Je pense donc je suis. Keduanya artinya adalah: “Aku berpikir maka aku ada”. (Ing: I think, therefore I am) Aliran rasionalisme beranggapan bahwa sumber pengetahuan adalah rasio: kebenaran pasti berasal dari rasio (akal). Descartes adalah pelopor kaum rasionalis, yaitu mereka yang percaya bahwa dasar semua pengetahuan ada dalam pikiran Daftar Pustaka : Jujun S Suryasumantri.Filsafat Ilmu : Sebuah Pengantar Populer.Sinar Harapan : Jakarta Noeng Muhajir .Filsafat Ilmu : Positivisme,Post Positivisme & Post Modernisme.2001 : Yogyakarta

read comments Read User's Comments

Objek Material dan Formal Filsafat Ilmu

Soal : Cari tiga referensi/sumber bacaan yang menjelaskan Objek Material dan Formal Filsafat Ilmu. Jelaskan secara singkat perbedaan dari berbagai Objek Material dan Formal tersebut. Berikan komentar terkait pembedaan objek tersebut. 1. Surajiyo. 2007. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara a. Objek Material Filsafat Adalah yaitu suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau pembentukan pengetahuan itu atau hal yang di selidiki, di pandang atau di sorot oleh suatu disiplin ilmu yang mencakup apa saja baik hal-hal yang konkrit ataupun yang abstrak. Objek material adalah objek yang di jadikan sasaran menyelidiki oleh suatu ilmu, atau objek yang yang di pelajari oleh ilmu itu. Objek material filsafat yaitu segala sesuatu yang ada dan mungkin ada, baik materi konkret, psikis, maupun yang material abstrak, psikis. Termasuk pula pengertian abstrak logis, konsepsional, spiritual, nilai-nilai.Objek material filsafat illmu adalah pengetahuan itu sendiri, yaitu pengetahuan yang telah di susun secara sistematis dengan metode ilmiah tertentu, sehingga dapat di pertanggung jawabkan kebenarannya secara umum. Objek material ialah pengetahuan ilmiah (scientific knowledge) atau ilmu. Objek material adalah segala yang ada. Segala yang ada mencakup ada yang tampak dan ada yang tidak tampak, ada yang tampak adalah dunia empiris sedangkan ada yang tidak tampak adalah alam metafisika. Objek material adalah sasaran material suatu penyelidikan, pemikiran, atau penelitian ilmu. sedangkan menurut Surajiyo dkk. Objek material dimaknai yaitu suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau pembentukan pengetahuan itu atau hal yang di selidiki, di oandang atau di sorot oleh suatu disiplin ilmu yang mencakup apa saja baik hal-hal yang konkrit ataupun yang abstrak,baik yang materiil maupun yang non-materiil. Bias pula berupa hal-hal, masalah-masalah, ide-ide, konsep-konsep dan sebagainya. Menurut Drs. H.A.Dardiri bahwa objek material adalah segala sesuatu yang ada, baik yang ada dalam pikiran, ada dalam kenyataan maupun ada dalam kemungkinan. Segala sesuatu yang ada itu di bagi dua, yaitu : a. Ada yang bersifat umum (ontologi), yakni ilmu yang menyelidiki tentang hal yang ada pada umumnya. b. Ada yang bersifat khusus yang terbagi dua yaitu ada secara mutlak (theodicae) dan tidak mutlak yang terdiri dari manusia (antropologi metafisik) dan alam (kosmologi). b. Objek Formal Filsafat Adalah sudut pandang dari mana sang subjek menelaah objek materialnya. Objek formal filsafat ilmu adalah hakikat (esensi) ilmu pengetahuan artinya filsafat ilmu lebih menaruh perhatian terhadap problem mendasar ilmu pengetahuan, seperti apa hakikat ilmu pengetahuan, bagaimana cara memperoleh kebenaran ilmiah dan apa fingsi ilmu itu bagi manusia. Problem inilah yang di bicarakan dalam landasan pengembangan ilmu pengetahuan yakni landasan ontologis, epistemologis dan aksiologis.Objek formal ialah asal usul, struktur, metide dan validitas ilmu. Objek formal adalah metode untuk memahami objek material tersebut, seperti pendekatan induktif dan deduktif. Objek formal filsafat ilmu adalah sudut pandang yang ditujukan pada bahan dari penelitian atau pembentukan pengetahuan itu, atau sudut dari mana objek material itu disorot. Objek formal filsafat yaitu menyelidiki segala sesuatu itu guna mengerti sedalam-dalamnya, atau mengerti obyek material itu secara hakiki, mengerti kodrat segala sesuatu itu secara mendalam (to know the nature of everything) objek formal inilah sudut pandangan yang membedakan watak filsafat dengan pengetahuan. Karena filsafat berusaha mengerti sesuatu sedalam-dalamnya. Contoh : Objek materialnya adalah manusia dan manusia ini di tinjau dari sudut pandangan yang berbeda-beda sehingga ada beberapa ilmu yang mempelajari manusia di antaranya psikologi, antropologi, sosiologi dan lain sebagainya. 2. Drs. Ibadullah Malawi, M.Pd.2005. Filsafat Ilmu Pengetahuan. Surabaya : Institut Teknologi Pembangunan Para ahli menerangkan bahwa obyek filsafat itu dibedakan sebagai berikut : a. .Obyek material filsafat yaitu segala sesuatu yang ada dan mungkin ada, baik materi konkret, psisik, maupun yang material abstrak, psikis. Termasuk pula pengertian abstrak-logis, konsepsional, spiritual, nilai-nilai. Dengan demikian obyek filsafat tak terbatas, yakni segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada b. .Obyek formal filsafat yaitu menyelidiki segala sesuatu itu guna mengerti sedalam dalamnya, atau mengerti obyek materia itu secara hakiki, mengerti kodrat segala sesuatu itu secara mendalam (to know the nature of everything). Obyek formal inilah sudut pandangan yang membedakan watak filsafat dengan pengetahuan. Karena filsafat berusaha mengerti sesuatu sedalam dalamnya. Tetapi sesungguhnya, tiap ilmu pengetahuan pun mempunyai kedua obyek itu, obyek material dan obyek formal. Hanya saja, obyek material ilmu pengetahuan amat terbatas, tertentu. Demikian pula obyek formal ilmu pengetahuan, sudut pandang ilmu pengetahuan, tujuan ilmu pengetahuan tertentu pula. Misalnya obyek material ilmu jiwa, ilmu ekonomi, sosiologi, ilmu kesehatan, ilmu pendidikan, dan sebagainya. Adalah sama yaitu manusia. Dan karena obyek formal masing-masing ilmu tersebut berbeda, maka dengan mudah dapat dibedakan ilmu yang satu dengan yang lain. Obyek material suatu ilmu dapat saja sama, indentik. Tetapi obyek formal ilmu tidak sama. Sebab subyek formal ialah sudut pandang, tujuan penyelidikan. Sebagai contohnya dapat dilihat pada tabel berikut ini Ilmu Obyek material Obyek formal Kesehatan Manusia Kondisi kehidupan Ekonomi Manusia Kebutuhan dan cara memenuhinya Sosiologi Manusia Antar hubungan sosial Pendidikan Manusia Pembinaan kepribadian Psikologi Manusia Tingkah laku Dengan demikian pada dasarnya, untuk mengenal esensi suatu ilmu, bukanlah pada obyek materialnya, melainkan pada obyek formalnya. 3. Drs.A.Susanto,M.Pd.2011.Filsafat Ilmu (Suatu Kajian Dalam Dimensi Ontologis,Epistemologis dan Aksiologis ).Jakarta : Bumi Aksara. Di dalam bukunya,Drs.A .Susanto,M.Pd menerangkan bahwa isi Filsafat ditentukan oleh objek yang dipikirkan.Objek sendiri adalah sesuatu yang menjadi bahan dari kajian dari suatu penelaahan / penelitian tentang pengetahuan.Objek yang diselidiki oleh filosof meliputi objek materiil dan objek formal. Objek materiil dari filsafat ini adalah suatu kajian penelaahan atau pembentukan pengetahuan itu,yaitu segala sesuatu yang ada dan mungkin ada,mencakup segala hal,baik hal-hal yang kongkret / nyata maupun hal-hal yang astrak / tak tampak.Tenang objek materiil filsafat ini banyak kesamaan dengan objek materiil sains.Hanya terdapat dua perbedaan ,yaitu pertama sains menyelidiki objek materiil yang empiris,sementara filsafat ilmu menyelidiki bagian objek yang abstrak.Kedua,ada objek materiil filsafat yang memang tidak dapat diteliti oleh sains,seperti Tuhan,Hari kiamat ,yaitu objek materiil yang selamanya tidak empiris. Jadi,dari keterangan diatas dapat dipahami bahwa objek filsafat meliputi beberapa hal,atau dengan kata lain objek filsafat ini tak terbatas.Begitu luasnya kajian / objek filsafat ini menyangkut hal-hal yang fisik / nampak maupun psikis atau yang tidak nampak.Ini meliputi alam semesta,semua keberadaan,masalah hidup dan masalah manusia.Sedangkan hal-hal yanng psikis/non fisik adalah masalah Tuhan,kepercayaan,norma-norma,nilai,keyakinan dsb. Sedangkan objek formal,yaitu sifat penelitian,penyelidikan yang mendalam.Kata mendalam berarti ingin tahu tentang objek yang tidak empiris.Menurut Lasiyo dan Yuwono (1985:6),objek formal adalah sudut pandang yang menyeluruh secara umum sehingga dapat mencapai hakikat dari objek materiilnya.Jadi objek formal filsafat ini membahas objek materiilnya sampai ke hakikat /esensi dari yang dibahasnya. Dewasa ini, corak dan ragam ilmu pengetahuan sangatlah banyak. Corak dan ragam yang berbeda-beda ini timbul karena adanya perbedaan cara pandang dalam memahami obyek ilmu pengetahuan. Obyek ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang merupakan bahan dari penelitian atau pembentukan pengetahuan. Inti pembahasan atau pokok persoalan dan sasaran material dalam ilmu pengetahuan sering disebut sebagai obyek material ilmu pengetahuan. Sedangkan cara pandang atau pendekatan-pendekatan terhadap obyek material ilmu pengetahuan biasa disebut sebagai obyek formal.Dari berbeda-bedanya obyek ilmu pengetahuan ini, timbullah ragam dan corak ilmu pengetahuan. Dengan mengetahui obyek material dan obyek formal ilmu pengetahuan kita dapat mengetahui bidang keilmuan apakah yang dimungkinkan dapat memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dan permasalahan yang kita miliki.

read comments Read User's Comments